Dark Gale : The Light Arc Incident : Phase 01 Part 4 - The Color of This WorldA Chapter by AviChapter ini menceritakan seorang perempuan yang bernama Irishika Eiyasu.Story Song : [][][][][][][][][][][][][][[][][][][][][[][[][][][][][][][][][][][][][[][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][] -Phase 01 : Birth of a new age Chapter 4 -The Color of this World- "" "" "" "" "" "" "" "" "" "" "" "" "" Saya berjalan menuju rumah saya ditemani dengan hangatnya cahaya matahari di sore hari itu. Keheningan tiba-tiba menyelubungi daerah ini. Saya tidak bisa mendengar suara air sungai yang mengalir di arah kanan saya. Suara sibuknya di kota pun saya tidak bisa dengar maupun suara burung-burung bernyanyi di sore hari itu. Seakan-akan pendengaran saya tidak berfungsi lagi. Hari yang sibuk itu berubah seperti menjadi hari yang terkurung di dalam kandang burung dengan pagar besi yang menutupi kandang itu dengan sedikit celahan-celahan kecil agar sinar matahari dapat memasuki kandang itu. Lalu saya berhenti berjalan. Saya memiliki perasaan yang buruk. Sesuatu yang semestinya mustahil terjadi di dunia ini akan datang. Lalu ... terdengarlah suara peluit kereta api. Suara yang terdengar dengan dinamik mezzo-forte. Suara itu terdengar dengan volume kecil , dan secara perlahan menjadi besar seakan-akan kereta api itu berada dekat disekitar saya . Apa ini? seharusnya di daerah ini jauh dengan tempat stasiun kereta. Suara itu semakin besar. Lalu saya menyadari bahwa sinar matahari sepertinya terhalang oleh sesuatu. Saya melihat ke arah dimana sinar matahari itu berada dan melihat ada sesuatu yang besar dan berukuran panjang. Itu adalah sebuah kereta api biasa jatuh dari langit. Waktu terasa seperti sedang dalam slow-motion. Dari kejauhan di sisi lain dari sungai itu. Saya melihat sebuah kereta api jatuh entah dari mana dan terjatuh ke arah sungai itu dan meledak dengan ledakan yang sangat besar sehingga saya bisa merasakan panasnya ledakan itu dan terpental karena gelombang ledakannya. --- --- --- Nama aku Irishika Eiyasu. Aku tinggal bersama bibi aku di sebuah apartment di Kyoto. Ibu dan Ayahku bertengkar sehingga mereka bercerai ketika aku masih berumur enam tahun. Meskipun mereka bercerai ... mereka tetap selalu bertengkar untuk memutuskan siapa yang akan mengurusi aku. 8 Years ago Saat itu aku masih berumur enam tahun. Aku selalu berpindah tempat tinggal dengan ayah dan ibu aku hampir setiap hari. Semua itu membuat aku pusing , kecapaian , dan akhir-akhirnya menimbulkan rasa stress dan akhirnya aku terjatuh sakit dengan kondisi yang sangat kritikal. Aku dilarikan ke sebuah rumah sakit. Dan direncanakan untuk tetap tinggal disana sampai rasa stress aku hilang dan kondisi tubuh aku membaik. Pada saat itu , aku pun tinggal di rumah sakit dengan waktu yang cukup lama. Ibuku membawakan aku suling dan pianika yang selalu aku mainkan. Cita-cita aku adalah menjadi seorang musisi yang baik. Aku pun selalu berlatih dan terus berlatih. Ayahku yang mengurusi keuangan expensi tempat tinggalku di rumah sakit. Aku menyayangi ayah dan ibuku akan tetapi ayah dan ibu tidak saling menyayangi lagi. Aku tidak tahu apa yang membuat mereka bertengkar seperti itu dan aku tidak ingin mempedulikan hal itu. Karena kondisiku yang masih lemah , aku terkurung didalam kamar di rumah sakit itu. Aku tidak dapat pergi ke sekolah lagi meskipun salah satu bagian dalam diriku berharap untuk tidak pergi ke sekolah karena aku selalu ditindas oleh temanku. Aku tuna rungu dan achromatopsia yang artinya aku buta warna. Akan tetapi aku dapat berkomunikasi dengan orang lain dengan cara menulis sebuah kata di kertas ataupun di buku kosong atau dengan cara sign language. Orang tua aku berkata bahwa hal itu akan dapat diperbaiki dengan menggunakan sebuah benda yang bernama Hearing Aid. Aku dapat mendengar lebih jelas dengan benda itu , dan dapat berkomunikasi dengan normal. Aku masih mempelajari kata-kata dasar dan masih sulit berbicara dengan orang lain dan mencoba untuk mengerti perkataan mereka. Dan yang teraneh , meskipun aku tidak menggunakan Hearing Aid ... aku masih bisa mendengar suara suling dan pianika yang aku mainkan dengan sangat jelas. Tidak hanya itu , musik klassik pun aku bisa dengar dengan jelas. Makanya itu aku selalu mendengar dan memainkan peralatan musik ku dengan lebih sering setiap hari. Akan tetapi , hal yang menggangguiku adalah aku tidak dapat melihat warna. Semuanya terlihat ... hitam dan putih , itulah yang dokter katakan. Sebuah "warna" yang aku lihat sekarang bernama "hitam" dan "putih". Aku tidak mengenal warna , ibuku selalu mengajariku untuk mengenal "warna". Dia bilang bahwa "kuning" adalah warna kehangatan seperti sinar matahari. "Biru" adalah warna ketenangan katanya , seperti langit-langit. "Hijau" adalah warna kehidupan seperti tumbuhan-tumbuhan disekitar alam kita. "Merah" adalah warna yang menggambarkan gairah , perasaan amarah , sakit dan cinta seperti apa yang sedang aku rasakan sekarang katanya, dan juga warna darah kita. Aku hanya mengingat keempat arti dari warna itu. Karena ibuku bilang bahwa keempat warna itu adalah warna terpenting di kehidupan kita. Ada masih banyak pertanyaan di kepalaku. Apakah warna itu ... bergerak bebas dan memiliki melodi seperti musik? atau warna itu terjadi secara liar yang memenuhi alam semesta kita? Aku terus bermain musik di dalam kamar itu sampai-sampai salah satu pengurus pasien datang ke kamarku dan menikmati permainanku. Beberapa pasien dari kamar tetanggaku pun datang untuk mendengar aku memainkan sebuah musik dengan suling dan pianika aku. Melihat mereka menikmati permainanku membuatku sangat senang. Akan tetapi , apakah permainanku mengeluarkan sebuah warna ? Sebuah warna yang cukup untuk membuat mereka merasakan sesuatu yang lebih dari hanya mendengarkan aku bermain musik. Seandainya ... aku dapat melihat warna. Untuk melihat betapa indahnya warna itu. Ibuku selalu menjenguk aku setiap hari dan membawakanku kue dan pudding favoritku meskipun dia sibuk dengan pekerjaan barunya. Ayahku sibuk dengan pekerjaannya dan untuk mengurusi biaya pengobatanku sehingga membuatnya jarang menjenguk aku, akan tetapi aku masih dapat berbicara dengannya melalui video call dengan laptop kecil yang tersedia di rumah sakit itu ... berkata bahwa dia minta maaf karena membuat aku berada di situasi ini. Melihat mereka melakukan semua itu untuk aku ... membuat aku senang dan sedih secara bersamaan. Hal itu memotivasi aku untuk terus berlatih main musik dan menjadi seorang musisi yang hebat dan untuk membayar utang yang aku punya untuk mereka. Aku terus belajar untuk berkomunikasi , bermain musik , bidang studi dan bersosialisasi. Lalu pada suatu hari , dua orang bocah yang seumuran denganku dan lebih muda dariku yang sepertinya adikknya datang untuk menjenguk aku dengan kedua orang tuanya dan juga Ibu dan ayahku. Ibuku berkata bahwa kedua bocah itu akan menemaniku sampai orang tuaku dan orang tua mereka selesai bekerja. Sepertinya orang tua mereka berteman dengan orang tuaku. Dia mencoba untuk berbicara denganku ... sepertinya dia mencoba untuk memperkenalkan dirinya. Meskipun aku memakai Hearing Aid , aku hanya dapat mendengar sekitar tiga puluh persen suara yang masuk kedalam telingaku. Aku tidak paham apa yang dia katakan. Lalu aku mengambil sebuah kertas dan pensil dan menulis untuk memberitahunya untuk berkomunikasi denganku melewati itu. Dia menulis namanya dikertas itu. Sebuah alphabet , sepertinya dia berasal dari luar negeri. Dilihat dari aksen tulisannya , sepertinya dia berasal dari amerika. Terima kasih kepada guru inggrisku karena telah mengajariku dasar-dasar bahasa inggris. Aku dapat mengerti sedikit dari perkataannya melalui tulisan yang dia tulis di kertas itu. Dia menulis namanya dengan sebuah kalimat "My name is Link" , lalu dia memberikan kertas itu kepada adikknya yang lucu dan menggemaskan. Tulisannya terlihat acak-acakkan karena dia masih sangat kecil. Bocah yang bernama Link mencoba untuk membenari tulisan adikknya. "My name is Alia" , itulah nama adikknya. Aku pun juga menunjukkan namaku , meskipun cukup sulit untuk menulis namaku dengan huruf alphabet. Kita dijaga oleh salah satu suster , dan akhirnya orang tua kita masing-masing meninggalkan kita dengan hangat. Sesaat mereka sudah pergi , kita mulai berbicara melalui kertas itu sepanjang hari. Aku memainkan serulingku untuk mereka , dan Link berkata "You are so good at playing flute", dia menunjukkan perkataannya melalui tulisan dengan senyum. Aku merasa senang , lalu dia menulis sebuah kata lagi. "Can we be friends?" Melihat itu , membuat aku senang sehingga membuat aku menangis. Link berusaha untuk menenangkan aku , lucunya ... dia terlihat sangat bingung untuk mencari apakah dia melakukan sesuatu yang tidak baik kepadaku. Suster yang menjaga kita pun juga ikutan tertawa , adikknya bengong melihat kita seakan-akan tidak tahu apa yang baru saja terjadi. "I'm sorry did i do something wrong?", katanya melalui tulisan di kertas. Aku langsung mengambil kertas itu dan menulis ,"No" ... lalu aku melanjutkan dan menunjukkan perkataanku dengan senyum ,"Yes , i would like for us to be friends" . Ekspresi wajahnya terlihat senang , kami akhirnya menjadi teman. Teman pertamaku dan juga ... cinta pertamaku . Pada saat itu , sinar matahari memasuki ruangan itu dengan hangat melalui jendela kamarku. Kami bermain bersama termasuk suster yang menjaga kita. Kami tertawa dan bersenang-senang sampai akhirnya kita tertidur. Link dan adikknya tertidur di sofa dan aku tertidur di kasurku. --- --- Keesokan harinya , kita bertemu lagi. Dan orang tua kita masing-masing kembali bekerja. Sebuah hari yang baru , sebuah pertanyaan yang baru. Aku menanyakan dia tentang apa yang dia lakukan di negara ini, "Are you going to live here?" . "No", balasnya lalu melanjutkan ,"We are going to stay here for a while" . Mengetahui bahwa mereka tidak akan tinggal disini membuatku merasa sedikit sedih. "It seems our own parents are working together" , balasku. "Yeah , i think that's what making us going here", balasnya . Sepertinya , orang tua dia dan orang tua aku bekerja dalam satu grup yang sama. Aku tidak pernah tahu apa pekerjaan orang tuaku , dengan itu aku pun bertanya kepada dia untuk mengetahui apakah dia tahu pekerjaan orang tua kita masing-masing. "Do you have any idea what kind of work it might be?". "My parents tell me that they are working in somekind of a organizations". Jadi kedua orang tua kita masing-masing bekerja di sebuah organisasi , pikiran aku pun berlari ke sebuah acara film. Apakah mereka seorang special agent? atau detektif? "Maybe they fighting evil and protecting our world like a superhero" ,katanya. Aku tertawa karena leluconnya , jika itu benar ... maka kita memiliki orang tua yang sangat keren. "I heard you have color blindness" , katanya. "Yes", jawabku dan melanjutkan penulisanku ,"Can you tell me more about colors?" . "It's hard to explain in details" , balasnya. Lalu aku mencoba untuk menanyakan pertanyaan lain dan menulis ,"Then can you tell me what color is our world?". Dia terdiam untuk sejenak , dan mulai menulis ... "The world that we living now has no color" Aku terbingung dari maksud perkataannya itu, "What do you mean no color?" . Lalu aku melihat seperti sisi lain darinya untuk sesaat , dia melihat keluar ke arah jendela dengan gambaran wajah yang terlihat sedih. Lalu dia menulis ditempat berdirinya itu dan menunjukkan perkataannya kepadaku. "That is what i see" , katanya. Suster yang menjaga kita sepertinya juga merasakan hal yang sama ketika dia melihat Link menulis itu. Aku masih belum mengerti apa maksudnya dan masih mencoba untuk mencari tahu apa maksudnya. "Would you mind telling me what you mean by that?" , aku bertanya kepada dia. "One day , you will see the answer" , balasnya. --- --- Malam hari pun tiba , seorang dokter datang ke kamarku dan sepertinya dia memberitahu Link dan adikknya sesuatu. Aku melihat suster yang menjaga kita terlihat terkejut akan suatu hal, aku tidak dapat mendengar apa yang mereka katakan meskipun aku menggunakan Hearing Aid. Apa yang terdengar dikepalaku hanyalah suara bass kecil yang keluar secara liar terus menerus. Aku melihat gambaran wajah Link yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Dia terlihat seperti sedang dalam keadaan shock. Lalu dia datang menghampiri aku dan menulis sebuah kata-kata. "It looks like we have to go now , i hope you get well soon and i'm glad we became friends" Itu adalah kata-kata untuk selamat tinggal , meskipun dia menulis kata-kata itu. Gambaran wajahnya tidak cocok dengan apa yang dia tulis di kertas itu. Aku menghentikan dirinya dengan menahan tangan kanannya selagi dia berpaling untuk pergi. "What happen?" , tanyaku. Dia membalas hanya dengan senyuman seakan-akan memberitahuku untuk tidak mengkhawatirkannya. Aku menulis sebuah pertanyaan terakhir sebelum mereka pergi. "Will i see you again?" Dia menganggukkan kepalanya dan tersenyum lalu pergi melepaskan dirinya dari genggamanku dengan lembut. Aku tidak tahu apa yang baru saja terjadi. Sekali lagi , aku berharap bahwa aku dapat mendengar lebih jelas. Ditinggali oleh mereka , membuatku merasa ... kesepian. --- --- Keesokan harinya , sebuah pagi hari yang terasa sangat beda. Aku merindukan Ibu dan Ayahku. Seorang suster datang untuk membawakanku sarapan. Lalu datanglah seorang wanita. Dia datang menghampiriku dengan gambaran wajah yang hampir mirip dengan ibuku. Dia menggenggam tangan kiriku dan berkata sesuatu kepadaku. Tidak dapat mengerti apa yang dia katakan , aku memberikan dia kertas untuk menulis perkataannya. "Bagaimana perasaanmu , apakah kau baik-baik saja?" . Aku menganggukkan kepalaku. Lalu dia mulai menuliskan sebuah perkataan lain. "Mulai sekarang , saya yang akan mengurusimu dan kamu akan tinggal bersama saya". Aku tercengang , perasaanku seperti tersambar petir ... aku langsung mengambil buku kosong dan mengambil pensil itu dari dia dan berkata , "Apa yang kau maksud dengan itu?" Aku menulis sebuah pertanyaan secara terus menerus. "Dimana ayah dan ibu?" "Apa yang terjadi dengan mereka?" "Kapan mereka akan kembali?" "Apakah mereka baik-baik saja?" "Tolong biarkan aku berbicara kepada mereka" Aku pun menangis , lalu dia menulis dan memperkenalkan dirinya. "Nama saya Reika Kishimoto" . Kishimoto ? itu adalah nama keluarga ibuku sebelum menikah dengan ayah ... yang berarti dia adalah ... "Saya adalah kakak dari ibumu" Mulai pada saat itu , aku tinggal bersamanya di sebuah apartment. Aku dipindahkan ke sekolah baru , sebuah sekolah khusus untuk music. --- --- Year 2028 Autumn / Fall Enam tahun telah berlalu , aku adalah seorang siswi SMP di persekolahan musik. Aku memiliki ranking tertinggi di sekolahku , dan aku sudah melakukan beberapa audisi untuk masuk ke kompetisi tournament musik yang diselenggarakan di kyoto. Bagiku bermain musik adalah caraku untuk melihat warna atau membuat sebuah warna. Dengan cerita yang dimainkan dibalik musik itu , aku dapat merasakan dan melihat dengan imajinasiku untuk masuk ke dunia cerita itu dan mulai melihat sebuah warna. Meskipun masih sedikit buram , aku terus berjuang untuk mengkreasikan sebuah dunia yang berwarna. Pendengarankan menjadi semakin lebih baik sedikit demi sedikit. Aku dapat mendengar musim lebih jelas dan juga di keadaan sekitarku. Dan akhirnya aku memahami apa yang Link maksud dengan dunia ini yang tidak berwarna. Sebuah konflik terjadi diseluruh dunia. Sebuah sistim yang baru di adakan oleh pemerintah-pemerintah negara lain. Meskipun ada beberapa negara yang tidak setuju dengan sistim itu , salah satunya jepang. Dengan itu , jepang dianggap sebagai salah satu dari Rebellion , sebuah organisasi rakyat yang menentang hukum The Law. Untungnya , negara kita masih dalam status aman. Dan kita masih dapat hidup secara damai. Karena adanya sistim baru dan penyutujuan dari beberapa negara lain yang menyutujui sistim itu. Orang asing dari negara lain tidak bisa sembarang datang ke negara yang menentang hukum itu. Dikatakan bahwa sistim itu terlalu berat dan tidak adil sehingga banyak orang menentangnya. Aku dikabarkan bahwa orang tuaku meninggal karena kecelakaan mobil ditengah-tengah proses bekerja. Aku berharap bahwa orang tuanya Link tidak apa-apa. Sedikit demi sedikit aku dapat melihat apa yang Link maksud. Dunia ini semakin salah , makanya itu banyak orang menentang The Law dan bergabung dengan organisasi Rebellion. Sebuah berita tentang virus baru yang mematikan tersebar kemana-mana. Akan tetapi karena adanya konflik antara Rebellion dan The Law , bekerja sama untuk mencari sebuah vaccine sulit diadakan. Karena untuk mencari keuangan atau dukungan dari negara lain harus diadakan konferensinya dan merencanakan untuk menyelesaikan kasus itu. Aku masih belum tahu sistim baru itu secara detail. Tapi aku tidak ingin memikirkan hal itu, karena jika ada hal lain yang membebaniku ... aku akan lebih sulit untuk mencapai cita-citaku. Dengan itu , aku pun mengabaikan semua itu dan fokus terhadap urusanku. --- --- Aku merindukan Ibu dan Ayahku. Aku merindukan dia , kapan kita akan bertemu lagi. Aku berjalan lurus di jalan ini dengan bunga-bunga dan dedaunan yang berjatuhan membuat sebuah pagar di kedua sisi jalan itu. Aku memainkan serulingku sambil berjalan , mencoba untuk melihat warna bunga-bunga itu dan musim ini. Aku berjalan menuju apartment melewati jalan jembatan sungai yang menghubungkan kota Kyoto dengan daerah lain. Di sore hari itu, aku berjalan di samping jalanan yang mengikuti arus aliran sungai itu. Sampai akhirnya ... sebuah kereta yang jatuh dari langit entah darimana terjatuh ke sungai itu , menghamburkan airnya kemana-mana dan menimbulkan sebuah ledakan yang besar cukup untuk membuat aku terpental akibat gelombang ledakannya. Aku terbangun dan masih tidak percaya apa yang aku lihat. Darimana kereta api itu berasal ... ataupun apa yang menyebabkan kereta api itu tersasar. Aku berdiri dengan shock melihat tragedi itu, suara siren mobil polisi terdengar menuju lokasi itu. Lalu salah satu petugas polisi datang menghampiriku dan mengantarkanku ke stasiun polisi. Aku mengalami sedikit luka gores , pakaianku sedikit basah dan robek-robek. Bibi pun datang untuk menjemputku dengan rasa khawatir. Dia memelukku dengan tangisan. Sesaat kasus itu terjadi , masih belum ada penjelasan darimana kereta api itu berasal. Sebuah investigasi mengatakan bahwa kereta api itu sepertinya berasal dari negara lain karena modelnya yang terlihat kuno dan tidak pernah dipakai oleh jepang. Akan tetapi , apa yang menyebabkan kereta api itu tersesat sehingga terjatuh ke sungai itu entah dari mana. Sebuah kasus misterius yang akan sulit dipecahkan dan terdiam selama ribuan tahun. --- --- --- 3 Months later Aku sedang tampil bermain musik dengan viola ku, sebuah tournament . Memainkan musik klassik karya Mozart. Di auditorium , aku menunjukkan warnaku kepada para penonton. Dengan keringat yang menunjukkan kerja kerasku, aku dapat melihat sebuah dunia baru dimana dunia itu dipenuhi dengan banyak warna yang bermunculan secara liar tapi lembut. Sampai akhirnya ... aku melihat sebuah warna putih yang sangat terang. Aku membuka mataku , melihat ruangan ini bergetar seakan-akan terjadi sebuah gempa bumi. Para penonton panik dan pergi keluar dari ruangan ini. Pengiringku memberi sebuah signal bahwa aku harus keluar dari ruangan ini. Lalu aku pergi keluar studio itu , dan melihat sebuah cahaya putih yang sangat terang. Secara cepat , cahaya putih itu semakin besar dan terang seakan-akan cahaya itu menghampiri kita. Dan ... --- --- --- --- Aku terbangun dan menyadari bahwa disekitarku terhancurkan. Kabut-kabut tebal menyeluruhi daerah ini. Aku mencari sebuah bantuan. Lalu aku keluar dari kabut itu dan melihat bahwa dunia sedang hancur . Semua kota-kota tersapu habis. Semua nya terlihat ... hancur. Apakah dunia ini akan mulai untuk menunjukkan warna aslinya ? -Phase 01 : Part 4 -END © 2014 Avi |
Stats
213 Views
1 Review Added on December 6, 2014 Last Updated on December 6, 2014 AuthorAviKissimmee, FLAboutHobbies : Writing , Reading Manga / Novels , Listening to music , playing games , watching anime , sleeping , conserving energy. Like : Lemon Water / Lemon Tea , Meat , Klassik songs / Instrumental.. more..Writing
|