02 – Class A

02 – Class A

A Chapter by Aga ALana

Acara pembukaan ajaran baru sudah selesai. Semua siswa masuk ke dalam gedung belajar dan menempati kelas mereka masing-masing. Yuzuru dan Chihiro berada di kelas yang sama, kelas A. Dimana siswa yang menempati kelas ini merupakan yang lulus ujian akademi teratas dengan persenan nol koma lima persen! Jumlah siswanya ada dua puluh lima orang. Dan ada sebuah piano di belakang duduk para siswa.

Selama guru belum masuk, mereka mengambil kesempatan untuk saling berkenalan. Chihiro melakukannya, tapi Yuzuru? Ia masih malu untuk memulai.

Chihiro menghampiri Yuzuru yang masih diam di tempat duduknya.

“Yuzuru-chan!” panggilnya.

Yuzuru menengok ke arah Chihiro. Teman satu kamarnya itu kini telah duduk di depannya. “Jangan melamun, dong!”

“Aku tidak melamun.”

Chihiro tertawa kecil mendengar jawaban Yuzuru. Ia tahu kalau temannya itu sangat pemalu. Lalu ia menarik tangan Yuzuru, membuat temannya berdiri, melihat sekeliling kelas.

“Hmm... mana cowok yang keren ya, disini?” gumam Chihiro.

“Chihiro, kamu kesini mau belajar atau cari jodoh?” tanya Yuzuru heran.

Ini dia, Yuzuru yang sangat suka melemparkan pertanyaan spontan yang mengandung arti mengejek. Tapi wajah polos yang dipasang Yuzuru malah membuatnya terlihat lucu. Sekali lagi Chihiro tertawa kecil untuk menanggapi reaksi Yuzuru.

“Lagi pula, aku dengar sebuah aturan sekolah ini kalau percintaan itu�"�"

“DILARANG!”

Seorang siswi langsung memotong perkataan Yuzuru. Ia tersenyum saat Yuzuru dan Chihiro menatapnya dengan wajah keheranan.

“Aku tak salah bukan?” tanyanya memastikan.

“Tidak. Itu benar,” jawab Yuzuru dengan nada agak ragu.

Alis kanan siswi itu naik, ia hampir tertawa melihat wajah Yuzuru yang ragu-ragu. Sangat terlihat polos. Ia sempat berpikir, apa gadis seperti Yuzuru dapat bertahan di dunia hiburan dengan sikap dan wajah yang polos itu? Seakan dalam hatinya ia tertarik dengan Yuzuru.

Ia mengulurkan tangan. “Kirishima Minami! Karena kita sekelas, mohon bantuannya ya!”

Yuzuru menyambut uluran tangan Kirisaki Minami. “Kitani Yuzuru,” balasnya.

Setelah berjabat tangan dengan Yuzuru, Minami mengulurkan tangannya pada Chihiro. Chihiro juga melakukan hal yang sama.

“Yamashita Chihiro! Salam kenal!” ucapnya riang.

“Waah, Chihiro orangnya semangat, ya!” puji Minami. Ia melihat Chihiro dari atas hingga bawah, mencoba menilai gadis di depannya. Tinggi, cantik, memiliki wajah yang berseri dan ada sesuatu yang aneh, entah itu apa.

“Terimakasih,” ucap Chihiro malu.

Idol?” tanya Minami lagi.

Karena Saotome Academy merupakan sekolah kejuruan yang memiliki dua jurusan, yaitu Idol dan Komposer, dengan satu kata orang yang ditanya sudah mengerti maksudnya apa.

“Tidak. Komposer.”

“Komposer?” Minami agak terkejut mendengarnya.

Memang sekolah bergengsi seperti Saotome Academy banyak dimasuki oleh anak-anak orang kaya dan berkelas. Tentu mereka juga menjaga penampilan sebagus mungkin. Tapi, biasanya seorang yang mengambil jurusan Idol-lah yang berdandan semenarik mungkin karena penampilan salah satu dasar pelajaran mereka agar terlihat menarik orang yang melihatnya.

Minami membuang semua firasat buruknya terhadap Chihiro. Bagaimanapun semua gadis memang ingin tampil cantik, bukan? Ia pun begitu. Meski tak seperti Chihiro yang menjalin rambutnya bergaya gadis Eropa dan lipgloss kilat di bibir.

“Eeh, berarti kita sama! Aku juga mengambil jurusan komposer!” ujar Minami kemudian. “Lalu, Yuzuru? Apa kamu mengambil jurusan komposer?”

Dengan malu-malu Yuzuru menjawab, “Idol.”

Dua orang dengan sikap dan jurusan yang berbeda, Minami tak yakin dengan jawaban mereka berdua. Satunya berdandan seakan ia mengambil jurusan Idol tapi ternyata tidak, dan satunya lagi dengan gaya yang sederhana, tidak, gadis ini hanya memakai seragam sekolah, tak ada tambahan lain, dan ia mengambil jurusan Idol! Sepertinya mereka terbalik mengambil jurusan atau kepribadian mereka terbalik dengan jurusan yang mereka pilih?

Ah, seharusnya ia tak boleh menerka orang dari penampilan. Itu kata banyak orang kan? Don’t judge the book by its cover.

“Mii-chan~!”

Perhatian mereka bertiga teralih pada satu suara yang mendekat ke arah mereka. Seorang laki-laki yang lebih tinggi beberapa senti dari Chihiro, ia sedang berkutat dengan dasi merah garis-garis yang tak sudah terikat dengan rapi di sekitar leher seragamnya.

Ia mendekati Minami. “Mii-chan, tolong bantu.”

Minami menjitak kepala laki-laki itu dengan kesal. “Jangan panggil aku dengan sebutan seperti itu!”

“Huaa...Mii-chan marah~” ia merengek.

“Hus!” Minami menyuruh laki-laki itu berhenti mengeluarkan suara rengekannya sebelum terdengar oleh siswa lain dalam kelas ini. Ia membantu laki-laki itu memasangkan dasi.

Yuzuru dan Chihiro heran melihat Minami dan laki-laki itu seakan pacaran? Mereka berdua melihat dengan wajah merah, iri, ingin melakukan hal yang sama. Tentu dengan laki-laki yang mereka sukai juga.

Karena ditatap terus laki-laki itu tersenyum lebar pada mereka.

“Namaku Kirishima Kira, pacarnya Minami~”

Minami kembali menjitak kepala Kira. “Jangan bilang kita pacaran, bego!”

“Huu... Mii-chan marah lagi,” Kira kembali merengek.

Wajah penasaran Yuzuru dan Chihiro membuat Minami terganggu. Ia harus meluruskan perkataan Kira. “Dia sepupuku, bukan pacar.”

“Aah, pantas. Soalnya nama depan kalian sama. Kupikir kalian saudara kembar, soalnya agak mirip,” ujar Chihiro.

“Sepupuan bisa menikah!” jawab Kira semangat.

Untuk kesekian kalinya jitakan Minami mendarat ke kepala Kira. Membuat laki-laki itu bungkam dan terduduk, mengelus kepalanya.

“Saudara ayahku ada yang menikah dengan sepupunya,” ujar Yuzuru, mengingat hal itu memang ada.

Mata Kira terbuka lebar seakan ia diberi harapan. “Ya, kan? Boleh, kan?”

Minami kesal mendengar ucapan Kira. “Kalaupun boleh, aku yang gak mau!”

“Eh, kenapa? Aku kurang apa, Mii-chan?”

“Banyak!”

Satu kata membuat Kira kembali terdiam. Sinar harapannya langsung menghilang tanpa bekas hingga ia tak bisa lagi melihat harapan itu. Telah berkali-kali ia menyatakan perasaannya pada Minami, berkali-kali pula gadis itu menolaknya. Itu sudah terjadi, berkali-kali. Jadi... jangan dihitung! Repot.

“Kira yang malang,” ujar Yuzuru dan Chihiro bersamaan.

“Lagi pula seorang Idol dilarang jatuh cinta!” tambah Minami. “Kira, kau mengambil jurusan Idol, kan? Harusnya kau jaga sikapmu itu!”

“Hm, sayang ya, aturan sekolah kita tak membolehkan pacaran,” ucap Chihiro lemas.

“Itu sudah wajar,” kali ini Yuzuru yang menjawab. “Karena di dunia hiburan sendiri sudah membuat aturan itu bukan? Jadi kita belajar untuk membiasakan diri dengan aturan itu sejak dini.”

“Wah, Yuzuru-chan sudah mengerti ya?” puji Minami. “Dengar itu Kira!”

“Iyaa...” jawab Kira, masih dengan nada lemas.

Suara gaduh siswi semakin mengeras. Yuzuru dan yang lain berpikir kalau guru mereka akan segera masuk, tapi begitu dilihat ternyata bukan guru kelas mereka. Seorang siswa lainnya masuk terlambat ke kelas dan langsung mendapat perhatian lebih dari para siswi. Ya, laki-laki itu memiliki wajah tampan dan bawaannya tenang. Auranya lah yang membuatnya mendapat perhatian, meski ia tak mengeluarkan sepatah katapun.

Yuzuru memahami perasaan siswi lainnya, karena ia merasakan hal yang sama. Ini yang kedua kalinya Yuzuru jatuh hati pada seorang laki-laki dari pandangan pertama. Yang pertama ialah teman sekelas saat ia SD, cinta pertama yang bertepuk sebelah tangan karena anak itu sama dengan anak lainnya yang menganggap Yuzuru aneh, tak mau bergaul. Pandangan dari jauh pada laki-laki yang baru masuk itu �"yang duduk paling ujung�" ia merasa kalau laki-laki itu berbeda. Ada harapan dalam hatinya, namun sebagian lagi memberikan firasat bahwa ia akan mengalami hal yang sama karena ia sama sekali tak pandai mengungkapkan perasaannya.

Yuzuru mengalihkan pandangannya agar tak memperhatikan laki-laki itu. Ia tak mau terjerumus terlalu jauh akan yang namanya cinta. Mata Yuzuru beralih pada Chihiro. Dan ia menemukan mata Chihiro terbuka lebar, matanya tertuju pada satu arah yang ternyata sama dengan arah matanya tadi. Namun ekspresi Chihiro tak sama dengannya, seakan temannya itu mengenal laki-laki itu.

“Chihiro, kenal dengan orang itu?” tanya Yuzuru hati-hati.

Chihiro tersadar, ia terkejut dengan pertanyaann Yuzuru. “A-apa? Tidak, tidak.”

Yuzuru yakin kalau Chihiro menyembunyikan sesuatu. Tapi ia yakin kalau temannya mengenal laki-laki itu.

“Namanya Kurosawa Yosuke, dari keluarga Kurosawa yang memiliki perusahaan mesin kendaraan terbesar. Memiliki wajah tampan dan anak orang kaya, hebat sekali,” jelas Kira agak malas. Meski ia tak mau menjelaskan, ia sudah terlanjur bicara, dan ia juga sebenarnya kagum dengan orang yang ia jelaskan itu.

Saat para siswi akan mendekati Kurosawa Yosuke, tirai tertutup dan lampu kelas tiba-tiba mati. Entah dari mana lampu kelap-kelip mewarnai setiap sudut kelas. Semua siswa terpana melihat lampu kelap-kelip yang berbentuk hati dengan berbagai ukuran dan warna. Dan seseorang telah berdiri di depan kelas, ia menepuk tangan dua kali dan berhasil membuat perhatian siswa tertuju padanya.

“Pagi-ppu~. Baiklah semuanya duduk di kursinya masing-masing~”

Semua siswa terkejut melihat kehadiran sesosok wanita cantik di depan mereka.

“Tsukimiya Ringo!” pekik mereka.

Tsukimiya Ringo menunggu siswa duduk di kursi mereka dengan rapi dan tenang, baru ia kembali melanjutkan pembicaraannya. Sebelumnya, tirai sudah kembali dibuka dan lampu warna-warni telah diredupkan.

“Pertama, kuucapkan selamat pada kalian yang lulus dan menjadi siswa di Saotome Academy~! Kalian adalah siswa berbakat dan kami menantikan karya-karya besar kalian nantinya~. Baiklah, perkenalkan namaku Tsukimiya Ringo~, dan pastinya kalian sudah tahu~. Panggil Ringo-sensei ya~! Hmm, sebenarnya wali kelas A tahun pertama ini bukan aku...”

Suara-suara kekecewaan datang dari para siswa, karena mereka telah sangat senang saat Ringo-sensei masuk ke kelas mereka.

“Tapi, untuk sementara sampai wali kelas kalian sembuh dari sakitnya aku akan menggantikan posisinya untuk beberapa hari ke depan! Yo-Ro-Shi-Ku~

Mendengar hal itu mereka tetap senang Ringo-sensei mengajar di kelas mereka beberapa hari mendatang.

Ringo-sensei memberi kata sambutan dan aturan-aturan sekolah yang harus para siswa patuhi. Selama itu semua siswa memperhatikan tanpa luput sedikitpun kata-kata yang keluar dari suara indah nan melentik milik Ringo-sensei.

Yuzuru memperhatikan Ringo-sensei dengan seksama, hingga pikiran jahilnya membuyarkan konsentrasinya. Dalam pikirannya, ia tak habis pikir ada seorang yang berparas cantik melebihi wanita karena dia seorang laki-laki. Bahkan Yuzuru sendiri hanya melihat orang seperti itu ada dalam acara televisi, dan mungkin saja itu efek dari tata rias maupun permainan komputer. Tapi, hari ini tepat di depan matanya! Kenapa ada laki-laki yang begitu cantik? Kenapa seorang Tsukimiya Ringo memilih untuk berdandan sebagai wanita? Mungkin saja itu permainan agensi?

Pikirannya kembali melayang akan pelajaran genetika. Seorang anak laki-laki yang lahir dengan kelebihan genetik X, maka ia akan memiliki sifat ke-perempuan-an alias kemayu. Yuzuru memperhatikan sekitar leher Ringo-sensei, dan bertanya, kemana jakungnya? Selain wajah dan jenis kelamin, apa jakung juga bisa dioperasi?

“Meski ia laki-laki?” gumam Yuzuru dengan ekspresi penuh tanya.

Telinga Ringo-sensei ternyata sangat sensitif! Tak butuh sedetik ia sudah ada di depan tempat duduk Yuzuru dan menatapnya dengan wajah kekesalan.

“Tadi kamu bilang apa?”

Tatapan Ringo-sensei membuat Yuzuru seakan melihat pintu neraka terbuka untuknya. Seakan Ringo-sensei dengan mudah melemparnya ke dalam pintu itu dan api yang menari sudah menunggunya. Yuzuru tak berani mengeluarkan sepatah katapun. Ia hanya bisa menggeleng.

Semua siswa menatap ke arahnya dengan pertanyaan dalam pikiran mereka masing-masing. Meski mereka tak mendengar gumaman Yuzuru, yang jelas itu membuat Ringo-sensei marah padanya.

Ringo-sensei berjalan menjauhi meja Yuzuru dan kembali ke depan kelas. Ia mengontrol emosinya dan kembali tersenyum seperti biasanya.

“Baiklah anak-anak~, mulai dari sekarang berjuanglah~!”

Ringo-sensei melambaikan tangan dan keluar dari kelas. Hari pertama perkenalan bagi siswa tahun pertama sudah selesai. Mereka memiliki waktu bebas yang akan mereka gunakan seperti untuk mengenal sekolah dengan berkeliling, saling berkenalan sesama siswa tahun pertama dan lain sebagainya.

“Waktu luang mau kemana?” tanya Minami yang duduk di depan Chihiro. Secara bergantian ia menatap dari Chihiro ke Yuzuru yang duduk di sebelah Chihiro.

“Gimana kalau kantin dulu? Aku lapar,” saran Yuzuru, ia mengelus perutnya.

Chihiro dan Minami mengangguk bersamaan.

“Oke!”

Mereka bertiga, ditambah Kira yang mengekor di belakang, keluar kelas menuju kantin. Setelah disapa oleh Ringo-sensei seakan badannya lemas, mungkin karena jiwanya hampir melayang jika seandainya ia bicara hal itu di luar kelas. Efek tatapan mata Ringo-sensei yang mengerikan!

Ingat! Saat bertemu dengan Tsukimiya Ringo-sensei dimanapun, jangan sekali-kali mengatakan kalau dia laki-laki! Karena itu ialah tabu, bagi diri Ringo-sensei sendiri.

“Apa kamu baik-baik saja, Yuzuru-chan?” tanya Chihiro yang sadar kalau cara jalan Yuzuru yang lunglai.

“Buruk...” jawab Yuzuru. Ia berjalan di tengah Chihiro dan Minami, jalannya lebih lambat dari kedua temannya dengan kepala yang tertunduk lemas.

“Jangan-jangan kamu bilang hal yang tidak seharusnya didengar oleh Ringo-sensei, ya?” tebak Minami.

Yuzuru mengangguk dua kali dengan lemas.

“Memangnya apa?” tanya Chihiro bingung.

“Aah, sebaiknya jangan dibahas.” Minami mengibaskan tangannya menolak untuk menjelaskan.

 

 

 



© 2015 Aga ALana


My Review

Would you like to review this Chapter?
Login | Register




Share This
Email
Facebook
Twitter
Request Read Request
Add to Library My Library
Subscribe Subscribe


Stats

214 Views
Added on October 13, 2015
Last Updated on October 13, 2015


Author

Aga ALana
Aga ALana

Padang, Padang, Indonesia



About
Hi, everyone who loves reading and writing! anything~ ^^ I'm Aga ALana, i'm not pro in writing and not newbie at all, i'm still learning how to be good writer and give good stories to everyone~! I w.. more..

Writing