Six – Like Drama Action

Six – Like Drama Action

A Chapter by Aga ALana

“Mai!!” Nia menghampiriku.

Aku sendiri terkejut kenapa Nia bisa dapat lolos. Apa, karena Yuki?

“Syukurlah, kamu baik-baik saja, Nia,” ucapku lega. “Bagaimana kamu dapat lolos?” tanyaku.

“Makoto yang menolongku. Ia menyamar menjadi salah satu dari orang-orang jahat itu,” jelas Nia.

Oh, jadi begitu. Tapi, bagaimana caranya Yuki menyamar begitu cepat. Aku sama sekali tak mengerti.

“Ayo, cepat kita pergi dari sini! Makoto menyuruh kita untuk ke kantor polisi pusat dan… coba buka bagasi motor ini dulu, entah apa isinya, Makoto menyuruhmu seperti itu.”

Kucoba membuka bagasi motor dengan kunci yang kupegang. Isinya ada jaket anti peluru dan sebuah pistol beserta isinya. Aku kaget melihat hal-hal yang belum pernah kupegang sebelumnya.

“Apa kamu bisa mengendarai motor, Nia?” tanyaku.

Ia mengangguk. Kusuruh ia memasang jaket anti peluru itu.

“Kamu yang mengendarai ini, ada e-peta-nya. Dan aku yang akan melindungimu di belakang jika ada yang membututi kita,” terangku.

Langsung saja Nia setuju dan kami pun pergi dari TKP.

Benar dugaanku! Beberapa kawanan itu mengikuti kita dengan motor pula. Namun polisi tidak tinggal diam. Mereka mengikuti dan menjaga kami. Tentu saja kami menghindar sejauh mungkin dari tembakan. Untung saja Nia handal mengendarai motor, beda denganku yang hanya mampu memasang gigi dua dan kecepatan duapuluh kilometer per jam.

Salah seorang penjahat itu berhasil mengejar kami. Karena ia sendiri, ia pasti memerlukan waktu untuk mengambil pistol dan membidikkannya pada kami. Saat waktu itu adalah kesempatanku, kutarik pematuk pistol yang ada di tanganku dan menembakkannya pada ban motor penjahat itu.

Aku memberanikan diri dan percaya akan tembakan itu berhasil. Dan hasilnya, motor penjahat itu kehilangan keseimbangan dan ia pun jatuh. Saat seperti ini benar-benar menegangkan.

“Akh!”

Sial! Tanpa kusadari, sebelum orang itu jatuh, ia telah mengeluarkan satu peluru dari pistolnya dan mengenai lengan kananku. Pistol yang kugenggam pun terjatuh. Nia terkejut dengan jeritanku.

“Apa kamu baik-baik saja, Mai?” tanya Nia, ia tampak khawatir.

“Tak apa! Berkonsentrasilah mengendarai, sebentar lagi kita akan sampai di kantor pusat kepolisian, bukan?” aku menahan sakit luar biasa yang ada di tangan kananku ini. Aku sendiri takut melihat darah yang mengucur dari lenganku.

Sampai di markas kepolisian, kami langsung disambut oleh polisi yang lain, dan juga ayahnya Nia. Nia sangat senang dapat bertemu dengan ayahnya kembali. Namun saat Nia melihat ke arahku, ia mendernyit ketakutan.

“Mai!!”

Aku rasa aku telah kehilangan kesadaran dan keseimbangan. Rasanya aku ingin istirahat…



© 2015 Aga ALana


My Review

Would you like to review this Chapter?
Login | Register




Share This
Email
Facebook
Twitter
Request Read Request
Add to Library My Library
Subscribe Subscribe


Stats

137 Views
Added on March 12, 2015
Last Updated on March 12, 2015


Author

Aga ALana
Aga ALana

Padang, Padang, Indonesia



About
Hi, everyone who loves reading and writing! anything~ ^^ I'm Aga ALana, i'm not pro in writing and not newbie at all, i'm still learning how to be good writer and give good stories to everyone~! I w.. more..

Writing
02 – Class A 02 – Class A

A Chapter by Aga ALana