Five – Other’s SideA Chapter by Aga ALanaDi
lain sisi, saat di mana Nia diculik… Nia telah disekap, dengan penutup mulut dan kaki serta
tangan yang diikat. Ia sangat takut. Ia tak dapat bergerak, karena ia telah
diapit oleh dua laki-laki. Mobil penculik ini ada dua. Mobil yang paling depan diisi
oleh orang yang memiliki otak penculikan, dengan seorang supir dan dua
penjaganya. Sedangkan mobil kedua, di mana Nia disekap, ada seorang supir dan
tiga penjaga. Namun salah satunya pingsan oleh Mai saat penculikan terjadi, dan
tertembak mati oleh temannya secara sengaja, agar tak ada saksi. Setiba di sebuah rumah tua yang tak berpenghuni, mereka
bersembunyi di sana. Mereka membawa Nia ke sebuah kamar, menyergapnya di sana.
Ia di jaga oleh dua penjaga di dalam dan dua orang di luar. Namun, salah seorang penjaga itu memukul teman rekannya,
sehingga ia pingsan, tak bersuara. Nia yang melihat itu terheran. Orang itu
memberi tanda untuk tidak takut. Ia membuka topi dan kaca mata hitamnya, juga
rambut palsunya. Makoto
Jun’ichi?!, pekik Nia dalam hati. Makoto Jun’ichi, alias Yuki, membukakan penutup mulut Nia
dan membuka segala ikatan yang ada pada Nia. “Apa maksud semua ini, Makoto?” tanya Nia berbisik. “Semua akan kujelaskan, tapi nanti. Yang penting, kita
harus pergi dari sini,” jawab Yuki tegas. Yuki menyuruh Nia untuk bersembunyi di balik lemari. Saat
itu, Yuki membuka pintu dan mengalahkan kedua penjaga yang ada di luar.
Sedangkan pemilik rencana penculikan itu masih belum tahu bahwa salah satu
penjaganya adalah seorang detektif yang menyamar. Lalu, Yuki membawa Nia pergi keluar melalui bagian
belakang rumah. Saat penjaga yang lain tahu bahwa Nia kabur, mereka mulai
mengejar Yuki dan Nia. Yuki tak sengaja melihat ke arah luar jendela, ia
melihat Mai yang tengah bersembunyi. Dasar
keras kepala! kesal Yuki, walau sebenarnya ia tersenyum senang melihat Mai. Ia menyusun
rencana, menyuruh Nia untuk pergi keluar duluan. Yuki yakin bahwa penjaga tak
ada satu pun di luar, terutama halaman belakang. “Pergilah ke belakang halaman, lewati pagar itu. Di sana
telah ada Mai. Pergilah dengannya ke kantor polisi pusat. Suruh ia membuka
bagasi motor.” “Mai?” heran Nia. “Lalu kamu bagaimana?” “Tenang saja, aku akan baik-baik saja. Ini sudah menjadi
tugasku. Dan lagi…” Yuki mendengar sirine polisi menderu kencang. “Polisi telah
datang untuk menolong kita. Sudah sana, cepat pergi. Dan hati-hati.” Nia mengikuti saja apa yang dikatakan oleh Yuki. Ia pergi
ke halaman belakang tanpa diketahui oleh penjaga. Ia tak melihat Mai di manapun
hingga Mai keluar dari persembunyiannya. © 2015 Aga ALana |
Stats
140 Views
Added on March 12, 2015 Last Updated on March 12, 2015 AuthorAga ALanaPadang, Padang, IndonesiaAboutHi, everyone who loves reading and writing! anything~ ^^ I'm Aga ALana, i'm not pro in writing and not newbie at all, i'm still learning how to be good writer and give good stories to everyone~! I w.. more..Writing
|