Chapter 4: New Comer! Boku wa ToraA Chapter by Aga ALanaKenalan sama murid baru yang satu ini~“Boku wa Kazegawa Tora. Sebelumnya aku sudah sekolah di Kyoto. Namun karena orang tuaku pindah kerja ke Tokyo, aku pun ikut pindah sekolah di sini. Untuk ke depannya, yoroshiku!” Semua siswa kelas 1-C memberikan tepuk tangan atas perkenalan dari anak baru tersebut. “Ikimen[1], ya?” kata Nami pada Haruhi yang ada di belakangnya. Tampaknya Nami menyukai anak baru itu. Tak hanya Nami, beberapa siswi berpendapat sama dengannya, dalam hati mereka. “Emang ikimen seperti itu?” tanya Haruhi bingung. Nami hampir jatuh dari tempat duduknya, “Kamu ini orang Jepang gak sih? Ikimen aja gak ngerti! Apa kamu kurang pergaulan? Memang menurut pandanganmu, Kazegawa itu bagaimana?” “Bishounen[2],” jawab Haruhi polos. Hampir saja Nami jatuh dari tempat duduknya saat mendengar jawaban dari Haruhi. Untung saja Nami kuat iman (?) hingga ia tak langsung pingsan mendengar jawaban yang terlalu dipaksakan. “Kamu bilang bishounen seperti itu?! Ha~lo~ Haruhi~!” kesal Nami. “Yamada-san, ada apa?” tanya sensei yang mendengar suara ribut dari muridnya itu. Tak hanya sensei, siswa lain pun melihatnya. Nami sadar kalau suaranya membuat kegaduhan dan menunduk minta maaf. Haruhi... ia malah menertawai temannya sendiri, namun saat Nami menghadap ke arahnya sebelum duduk, ia menahan tawanya dan bersikap seolah tak terjadi apa-apa. Sensei pun menyuruh Tora duduk di bangku yang masih kosong sederetan Nami. Dan pelajaran pun dimulai. “Baiklah, buka halaman tigapuluh empat....” sensei memulai pelajarannya hari ini.
Boku wa Kazegawa Tora. Murid baru di SMA Swasta Seirin, kelas 1-C. Kesan pertama pada perkenalan diri sangat sukses dan para gadis memperhatikan kehadiranku. Tak hanya perempuan, teman laki-laki pun banyak yang mengajakku langsung untuk bergabung dalam klub mereka. Yah, sebagai murid baru tentunya aku harus menentukan kegiatan ekstrakurikuler apa yang harus kuikuti. Namun... tak ada yang menyenangkan. Keahlian? Selain otak aku juga mengandalkan kakiku yang cepat dalam olahraga. Saat SD maupun SMP, banyak yang mengajakku ikut dalam perlombaan. Football, futsal, segala bentuk perlombaan lari kuikuti, dan yang terakhir... basket. Yah, memang aku tak memiliki hal istimewa dalam basket. Untuk laki-laki seumuranku, aku bisa dibilang ‘tak tinggi’ "dengan tinggi 159 cm, namun... aku tak mau dibilang chibi[3] karena aku masih masa pertumbuhan, dan aku yakin setiap hari tulangku membentuk partikelnya dan terus tumbuh dan membuatku bertambah tinggi. Tak kusangka, aku telah berkeliling sendiri di sekolah baru ini setelah jam pelajaran sekolah selesai dan melewati sebuah ruangan yang berisik. Lantunan bola, decitan sepatu di lantai, dan juga sorakan seorang perempuan seperti memberi perintah dan juga peluitannya. Penasaran, tapi entah kenapa kakiku enggan beranjak dari tempatku berdiri dan hanya ‘ingin’ mendengar dari luar. Kakiku hanya bisa mengubah posisi badanku ke arah pintu ruang olahraga tersebut dan tak lama pintu ruangan itu terbuka dan seorang gadis keluar dari ruangan itu. Aku menggangguk padanya enggan dan ingin beranjak dari sini secepatnya. “Kamu Kazegawa Tora, bukan?” kata gadis itu. Dengan malas kubalikkan badan dan meladeni gadis itu sebentar. Tak ada salahnya, menurutku. “Kamu anak baru di kelas 1-C, ‘kan? Kita satu kelas, lho!” katanya riang. “Aa... ee,” jawabku agak gugup. Emang, iya? Ia pun mulai mendekati posisi berdiriku. “Sedang apa? Jalan sendirian aja? Gak ada teman? Apa...” “Cho..chotto![4]” potongku kesal, “pertanyaannya kebanyakan. Satu-satu!” Ia tertawa kecil. “Suka basket?” tanyanya ringan. “Pertanyaannya diperbarui,” kesalku. “Ayolah, jangan marah gitu!” Ia tertawa dan menepuk pundakku keras. Ish! Ini anak sok akrab banget, sih! “Suka basket?” tanyanya lagi. “Cukup satu kali saja!” kesalku. “Yah, jangan marah gitu dong! Ya, udah, aku minta maaf,” katanya sambil menunduk sedikit. “Kalau begitu aku pergi dulu, ya!” Dan ia pun pergi begitu saja sambil berlari kecil. “O..oii...” Kenapa jadi kamu yang pergi? Seharusnya aku yang pergi meninggalkan gadis aneh yang tiba-tiba bertanya sok akrab pada anak baru. Kesse’.
Haruhi pergi keluar sebentar untuk menemui kakaknya, Mika, di pintu luar gedung sekolah. Di sana Mika telah menunggunya. “Osoi, yo![5]” kesal Mika saat Haruhi tiba. “Gomen, gomen[6],” sesal Haruhi, “Kenapa gak di lapangan basket aja sih, ne-chan? Malu ketemu sama Kagami-senpai, ya?” terka Haruhi mengerjai kakaknya. Wajah Mika memerah, “Chigau![7]” Haruhi tertawa. “Gak ada hubungannya sama cowok berdarah panas kayak dia!” “Masa’, sih?” Haruhi makin memojokkan kakaknya. “Kalau Kagami-senpai kirim salam gimana?” “Gak bakalan!” “Kok gitu?” “Ya, aku tahu kalau dia bukan tipe cowok seperti itu!” “Ciee...cie...” “Haruhi!!” bentak Mika dengan mukanya yang telah merah padam. “Gomen...” balasnya datar. “De, ada apa?”
Aku kembali ke lapangan basket. Sebelum membuka pintu, kutepuk-tepuk pipiku, berusaha menghilangkan wajah murungku yang jelek. Aku harus ceria! Haaaaarruuuuuusss!!
“Utsushina Rihara-san... dia tak mau menggantikan posisi tigamu pada orang lain. Ia tetap mempertahankan kursi 5 Queen yang dulu, walau kamu tak lagi bermain.” Diam. Situasi yang tepat menggambarkan keadaanku. Rihara-san adalah kapten tim basketku saat SMP dulu dan sangat kuhormati. Bahkan aku menganggapnya sebagai kakak walau kami sama besar. Mika-ne lebih dulu akrab dengan Rihara-san sebelum aku masuk tim basket dan mungkin sampai saat inipun begitu. Ia pasti dihubungi oleh Rihara-san lalu mengabarkannya padaku. “Aku... tak mau kehilangan kepercayaan lagi. Aku sudah puas dan senang di sini. Aku tak mau main lagi. Rasanya tak apa kalau kursi itu diambil alih...” “Benar tak apa?” potong Mika-ne tegas. Rasanya tak apa, benar tak apa. Tapi, kenapa kepalaku susah dianggukkan. Mika-ne menatapku tajam. Ia menghela napas panjang, lalu memegang kedua pundakku. “Aku sendiri sudah janji tak akan mengungkit masalah ini lagi. Tapi kau tahu... aku hanya khawatir padamu. Jika sudah tak sanggup, ne-chan selalu ada untukmu.” Kata-kata ne-chan membuatku lega dan juga terharu. Ia memang menggambarkan sosok kakak yang melindungi adiknya. Aku tersenyum akan menandakan bahwa aku baik-baik saja, dan ne-chan pun pulang lebih dulu ke rumah.
“Sudah selesaikah?” tanya Riko-san padaku saat aku menghampirinya di tepi lapangan. Aku mengangguk dan tersenyum. “Pertandingan Inter High sebentar lagi. Dan tentunya pemain-pemain dari sekolah lain telah berlatih giat untuk pertandingan ini kelak dan tentunya mereka menjadi saingan yang tak boleh diremehkan, terutama tim yang memiliki anggota Kiseki no Sedai,” jelas Riko-san padaku. Ia menepuk-nepuk buku data yang ada di tangannya. “Apa butuh training baru?” terkaku. “Hm! Betul! Kau punya ide?” “Tingkat amatir, medium, atau profesional?” tanyaku iseng. “Pro! Kita harus profesional!” kata Riko-san semangat. “SE..TUJU~!!” kataku mengangkat kepalan tangan kananku. Suaraku terdengar keras hingga membuat semua berhenti bermain basket dan menatapku dengan wajah kebingungan. Malu dengan apa yang baru saja kulakukan, malah kuulangi lagi dan berteriak, “yeaaa!!” “Semangatnya!” kata Kiyoshi-senpai yang berada di tepi lapangan dekat dengan keranjang bola tertawa. “De, minna!” Riko-san beranjak dari tempat duduknya lalu berkacak pinggang. “Siap-siap untuk latihan selanjutnya, DEATH TRAINING!” Semua diam untuk mencoba memahami maksud Riko-san. “HEEEEEE??” terdengar suara keras penuh kenistaan menggema di ruangan ini.
Boku wa Kazegawa Tora. Saat ini aku dalam perjalanan pulang dan ‘galau’ dengan selembar angket yang harus kuisi untuk kegiatan apa yang akan ku ambil nantinya. Dan harus diberikan kembali pada sensei dalam minggu ini. Huh! “Suka basket?” Aku tersentak dari khayalan karena perkataan itu.[1] Sebutan untuk anak laki-laki yang berwajah imut tapi terlihat keren. [2] Sebutan laki-laki yang berwajah cantik [3] Sebutan untuk orang yang berbadan kecil atau tidak tinggi [4] Tu..tunggu! [5] Lamanya! [6] Maaf, maaf [7] Bukan! © 2014 Aga ALanaAuthor's Note
|
Stats
318 Views
Added on September 26, 2014 Last Updated on September 26, 2014 Tags: fanfiction, sport, teen, comedy AuthorAga ALanaPadang, Padang, IndonesiaAboutHi, everyone who loves reading and writing! anything~ ^^ I'm Aga ALana, i'm not pro in writing and not newbie at all, i'm still learning how to be good writer and give good stories to everyone~! I w.. more..Writing
|