|
Rasanya, aku bisa
mendengarkan setiap alunan melodi perasaannya yang ia ciptakan lewat petikan
gitarnya. Entah dari mana perasaan itu terus meluap ..
|
|
Tak terasa waktu berganti begitu cepat, dan kini aku telah SMA.
Masa-masa saat SMP yang membuatku harus dijauhi dari sosial karena ibuku
seorang p..
|
|
Di
mana aku?
Di
mana?
Saat membuka mata, tiba-tiba saja aku berada di dekat
lapangan bola basket. Tempat ini benar-benar asing bagiku. Namun,..
|
|
Kepalaku mulai ringan walau sedikit pusing.
Aku berada di atas kasur. Ruang tidur siapa ini? Kecil,
namun perabotannya terlihat mewah, salah satun..
|
|
Aku merasa ada yang membangunkanku. Apa itu ibu?
“Lima menit lagi, bu. Ngantuk.”
“Ampun deh, Tuhan. Kamu masih mengira ini sem..
|
|
Setelah makan siang, kami mengobrol di halaman belakang
sekolah. Yang menjadi bahan topiknya, Makoto Jun’ichi. Ya, sepertinya aku tahu
mengapa..
|
|
Di
lain sisi, saat di mana Nia diculik…
Nia telah disekap, dengan penutup mulut dan kaki serta
tangan yang diikat. Ia sangat takut. Ia tak..
|
|
“Mai!!” Nia menghampiriku.
Aku sendiri terkejut kenapa Nia bisa dapat lolos. Apa,
karena Yuki?
“Syukurlah, kamu baik-baik saj..
|
|
Tanpa kusadari, aku telah pingsan karena banyak
kehilangan darah. Kulihat kantong darah yang digantung, mengalirkan isinya
melalui selang kecil yang..
|
|
Alarm handphone-ku berbunyi. Jam lima pagi, gumamku. Aku mendengar suara azan subuh. Langsung kuberanjak
keluar kamar, pergi berwudhu ke kamar mandi...
|
|
|